Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

Tanah Yang Kupijak

#IndieMomWrittingContest #TujuhLangkahMenujuMerdeka Part 3 - Asa Dalam Diri Seiring berjalannya waktu, aku pun masih ikut kajian untuk menambah ilmu agamaku. Lalu, perlahan-lahan aku pun mulai berubah. Meskipun belum sepenuhnya tapi aku sangat menjaga jarak dengan yang namanya lelaki. Pergolakan dalam diriku pun berangsur-angsur membaik. Aku mulai berdamai dengan diriku. Aku membuat tembok tinggi agar orang-orang tidak bisa memanjatnya. Kepribadianku makin lama makin tertutup. Hingga semua orang yang mengenalku hanya tahu kalau aku itu orang yang judes. Punya cara bicara yang ketus. Bahkan beberapa dari mereka menganggapku sombong. Aku masa bodo dengan orang-orang sekitar. Selama tidak merugikan, aku pun tidak perlu berinteraksi dengan mereka. Selama tidak mengusik, aku juga tidak akan peduli dengan mereka. Umurku sekarang dua puluh lima tahun. Kalau saja Aleya tidak mengajak untuk melamar kerja di perusahaan ini, mungkin kami tak akan pernah bertemu lagi. Aku ...

Kereta Malam

Bagian 2 Kami yang kaget melihat sosok itu berteriak histeris. Wanita bermasker itu menginjak kakiku dan ia jatuh diatasku. Sosok itu pun menghilang. Lalu sayup-sayup terdengar suara cekikikan. Makin lama makin terdengar jelas dan melengking, kami pun bangkit lagi sambil tertatih-tatih. Kami lari menuju gerbong depan. Gerbong wanita. Aku melihat punggung beberapa orang yang berkumpul disana. Mereka berebut untuk keluar. “CEPAT!” teriak wanita bermasker itu menarik tanganku. Aku pun keluar dari gerbong kereta itu. Tapi pemandangan apa ini? Dimana ini? Sebuah padang rumput yang luas. Di samping kananku berbaris pohon-pohon tinggi dan gelap. Suasana hutan yang menyeramkan terpampang dihadapanku. Banyak orang berlarian sambil ketakutan. Tiba-tiba tanah tempat kami berpijak anjlok. Aku berteriak histeris. Lari dan terus berlari. Nafasku terengah-engah. Aku lelah. Terdengar suara gemuruh dan debam sangat keras di belakangku. Aku menoleh, kereta api itu ...

Kereta Malam

Bagian 1 Lelah menyelimutiku. Badanku remuk redam. Aku berada dalam kereta api Commuter Line malam jurusan Kota – Bogor. Aku naik dari stasiun Manggarai. Dan tempat duduk yang kupilih adalah kursi dekat pintu agar bisa bersandar ke kaca tiang kereta. Karena hari sudah terlampau malam, jadi gerbong keretanya lumayan sepi.  Tidak seperti ketika jam pulang kerja, jangan harap bisa dapat tempat duduk, dan tidur dengan tenang. Semua orang berebut masuk dalam kereta. Semua ingin segera pulang. Ingin cepat sampai rumah dan istirahat. Tak ada istilah Lady’s First. Semua orang berperilaku seperti kaum barbar. Masuk dengan tak sabar, keluar dengan buru-buru. Semua berdesakan, AC dan kipas angin dalam gerbong tak terasa. Udara seperti berputar disekitar situ. Semuanya berebut menghirup oksigen. Hingga gerbong tersebut pengap dan panas. Menimbulkan  semerbak bau-bau tak sedap dari orang-orang yang berhimpitan itu. Mataku sudah agak berat. Aku mengerjap-ngerjapkan mataku berus...

Tanah yang Kupijak

#IndieMomWrittingContest #TujuhLangkahMenujuMerdeka Part 1 Impianku adalah Berkeliling Dunia Bagaimanakah rasanya tinggal di luar negeri?. Bagamana rasanya lahir bukan dari rahim ibuku yang orang Indonesia tulen?. Bagaimana rasanya menjadi orang bule yang pandai berbahasa Inggris?. Bagaimana jika aku bukan orang Indonesia?. Ah, aku benci tinggal di Indonesia. Aku benci tinggal di daerah sini. Setiap hari aku berharap jika aku membuka mata, aku sudah berteleportasi tinggal di kota atau di negara lain. Ibu-ibu yang tidak bekerja disini kebanyakan bergosip. Selalu saja sibuk mengurusi urusan orang lain. Anak-anaknya juga menyebalkan. Aku tidak paham omongan mamaku ketika itu, namun rasa tak betah yang dirasakan mama berefek padaku. Pikiranku melanglang buana ketika menonton televisi. Beragam acara di beberapa stasiun televisi swasta saat itu menampilkan tontonan dari berbagai macam negara. Kartun Amerika, kartun Jepang, film-film laga kesukaan ayah dan k...